Beranda | Artikel
Pembagian Surat dalam al-Quran
Jumat, 5 Juli 2019

Pembagian Surat dalam al-Quran

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Dilihat dari panjang pendeknya, surat dalam al-Quran dibagi menjadi 4:

[1] Surat at-Thiwal

Dari kata thawil (طويل) yang artinya panjang. Surat at-Thiwal adalah surat yang panjang-panjang. Jumlahnya ada 7, karena itu sering disebut dengan as-Sab’u at-Thiwal (7 surat yang panjang). Meliputi: al-Baqarah, Ali Imran, an-Nisa, al-Maidah, al-An’am, al-A’raf, dan al-Anfal.

[2] Surat al-Mi-in

Dari kata Mi-ah (المائة) yang artinya angka seratus. Surat al-Mi-in berarti surat yang jumlah ayatnya kurang lebih seratus ayat.

[3] Surat al-Matsani

Dari kata tsanna (ثنَّى) yang artinya mengulang. Menurut keterangan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu dan Said bin Jubair, disebut demikian karena Allah banyak mengulang tentang kewajiban-kewajiban (al-Faraid), hukum-hukum syariat, kisah-kisah (al-Qashas), dan perumpamaan (al-Amtsal). Berdasarkan urutannya, surat al-Matsani adalah surat setelah al-Mi-in.

[4] Surat al-Mufashal

Dari kata al-Fashl (الفصل) yang artinya batas. Disebut al-Mufashal dari kata al-Fashl yang artinya sekat/pembatas. Sehingga dinamakan mufashal karena ayatnya pendek-pendek. Ada juga yang mengatakan, dinamakan Mufashal karena suratnya pendek-pendek, sehingga banyak pemisah basmalahnya.

Kemudian, menurut pendapat yang kuat, dimulai dari surat Qaf hingga surat an-Nas. (Tafsir Ibnu Katsir, 7/393).

Dasar mengenai pembagian ini adalah hadis dari Watsilah bin al-Asqa’ radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أُعْطِيتُ مَكَانَ التَّوْرَاةِ السَّبْعَ، وَأُعْطِيتُ مَكَانَ الزَّبُورِ الْمَئِينَ، وَأُعْطِيتُ مَكَانَ الْإِنْجِيلِ الْمَثَانِيَ، وَفُضِّلْتُ بِالْمُفَصَّلِ

“Aku diberi pengganti isi Taurat dengan as-Sab’u (7 surat panjang), dan aku diberi pengganti isi Zabur dengan surat al-Mi-in, dan aku diberi pengganti isi Injil dengan al-Matsani, dan aku diberi tambahan dengan surat-surat al-Mufashal.” (HR. Ahmad 16982 dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).

Al-Baihaqi menjelaskan hadis ini:

والأشبه أن يكون المراد بـ (السبع) في هذا الحديث (السبع الطول) و(المئين) كل سورة بلغت مائة آية فصاعدًا، و(المثاني) كل سورة دون (المئين) وفوق (المفصل)

Yang mendekati, makna kata ‘as-Sab’u’ dalam hadis ini adalah as-Sab’u at-Thiwal (7 surat yang panjang); sementara makna al-Mi-in adalah semua surat yang jumlah ayatnya 100 atau lebih. Istilah Al-Matsani maknanya adalah semua surat yang jumlah ayatnya di bawah al-Mi-in, di atas al-Mufashal.

Selanjutnya, surat al-Mufashal terbagi menjadi 3:

(a) Thiwal Mufashal – mufashal yang panjang. Dimulai dari surat Qaf hingga surat al-Mursalat (akhir juz 29).

(b) Wasath Mufashal – mufashal pertengahan. Dimulai dari surat an-Naba’, hingga surat ad-Dhuha

(c) Qishar Mufashal – mufashal pendek. Dimulai dari surat al-Insyirah, hingga akhir al-Quran, yaitu surat an-Nas.

(at-Tahrir wa at-Tanwir, 1/85).

Demikian, Allahu a’lam.

Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)


Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/35129-pembagian-surat-dalam-al-quran.html